BESTTANGSEL.COM, DEPOK- Flue Singapura Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai jenis virus. Penyakit ini kerap terjadi pada anak dengan gejala berupa sakit pada mulut serta ruam di tangan dan kaki. Meski tidak berbahaya penyakit yang umumnya menyerang anak di bawah usia 10 tahun ini, tetap harus diwaspadai. Sebab, tidak saja bisa dehidrasi, anak atau pasien yang terjangkit virus ini bisa mengalami komplikasi radang otak yang mengakibatkan kejang.

“Hampir 2 bulan terakhir ini, di Brawijaya Hospital Depok, terjadi peningkatan jumlah pasien anak dengan indikasi flue Singapura. Dengan gejala demam, ruam pada mulut, tangan dan kaki. Peningkatan yang signifikan ini kemungkinan terjadi akibat menularnya virus coxsackievirus A16, terkadang, Enterovirus 71 atau beberapa jenis virus lainnya juga bisa menjadi penyebab kondisi ini. Virus ini bisa ditemukan dalam kotoran dan cairan tubuh di dalam hidung dan tenggorokan,” tutur dr. Nadine Sp.A, dokter Spesialis Anak Brawijaya Hospital Depok, saat dikunjungi di ruang kerjanya pekan lalu.

dr. Nadine Sp.A, dokter Spesialis Anak Brawijaya Hospital Depok

Dokter cantik favorit kaum hawa ini juga menjelaskan bahwa, Flue Singapura sering kali disamakan dengan penyakit cacar herpes, bahkan tidak sedikit juga para orang tua yang mengira penyakit ini adalah penyakit menular PMK (Penyakit Mulut Kuku) yang terjangkit pada hewan. “Ini sangatlah berbeda, bukan cacar, campak, herpes, DBD, apalagi PMK. Flue Singapura ini berasal dari virus, dan penularannya sangat cepat, di antaranya dengan percikan air liur, keringat, dan penggunaan alat makan dan minum secara bersamaan dengan pembawa virus. Untuk itu,  sangat penting sekali menjaga kebersihan tangan, hidung dan mata, karena virus bisa masuk lewat organ tubuh tersebut,” papar dr. Nadine.

Dia juga menyarankan kepada para orang tua, agar tidak membiarkan anak yang terindikasi terjangkit virus Flue Singapura main bercampur dengan anak-anak lain. “Dikhawatirkan akan menulari anak-anak lain, apalagi jika ada anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, yang bisa menyebabkan komplikasi pada anak tersebut.

Menurut dr. Nadine, menjelaskan gejala awal anak terkena Flue Singapura di antaranya, demam, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan, merasa tidak enak badan. Satu hingga dua hari setelah muncul demam, mulai akan muncul luka di mulut bagian depan dan tenggorokan. Ruam pada tangan dan kaki, atau bokong dapat terjadi dalam satu atau dua hari.

“Biasanya anak-anak tidak nafsu makan, dan sulit minum, ini yang menyebabkan dehidrasi. Tentu saja sangat fatal jika dibiarkan, untuk itu segera bawa anak yang mengalami gejala tersebut ke rumah sakit, agar bisa segera ditangani dengan baik,” tegas dr. Nadine.

Inkubasi virus Flue Singapura terjadi 7-10 hari, namun untuk demam biasanya hanya terjadi 1-2 hari saja jika tidak terjadi komplikasi. “Berbeda dengan demam berdarah yang mengalami 3 hari demam, untuk Flue Singapura, demam relatif sebentar, hanya saja terkadang karena anak tidak mau makan dan minum bisa mengakibatkan dehidrasi, bahkan untuk anak-anak yang imunnya lemah, virus akan bisa masuk ke bagian otak sehingga menyebabkan radang otak dan kejang. Intinya, tetap harus diwaspadai,” tegas dr. Nadine.

Menjaga daya tahan tubuh anak dengan optimal, melalui makanan bernutrisi dengan gizi seimbang memang sangat dianjurkan. Namun demikian, dr. Nadine tetap menyarankan agar orang tidak lupa menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan, tangan, mulut, mata, dan hidung pada anak.

Berangkat sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di awal peluncurannya, Brawijaya Hospital Depok termasuk salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan maksimal untuk ibu dan anak. Layanan obgyn dan anak memiliki daftar pasien terbanyak, dengan beragam kasus yang tertangani dengan baik. “Kami juga memiliki fasilitas ruang tunggu anak, serta design dan tata ruang rumah sakit yang ramah anak. Ini adalah salah satu komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien ibu dan anak,” tutup drg. Hestiningsih, MARS., Direktur Brawijaya Hospital Depok. (Red/*)

Leave a Reply