BESTTANGSEL.COM, BSD TANGSEL- Gangguan seksual sering dianggap sebagai hal yang tabu, namun keterbukaan sangat penting untuk bisa mendapat penanganan terbaik. Dalam rangka memperkenalkan layanan terbaru, Men’s Health and Couple Clinic, Eka Hospital menyelenggarakan webinar awam dengan tema “Antara Cinta dan Vitalitas” pada Selasa, 19 Oktober 2021.

Webinar awam ini menghadirkan dua narasumber, yaitu dr. Fina Widia, Sp.U (K) yang merupakan Dokter Spesialis Urologi Konsultan Female, Functional, & Neurology Eka Hospital BSD dan dr. Widi Atmoko , Sp.U (K) – Dokter Spesialis Urologi Konsultan Andrologi Urologi Eka Hospital Bekasi. Webinar dibuka oleh Prof. Dr. dr Akmal Taher yang merupakan Chairman dari Urology Center Eka Hospital Group.

Tak bisa dipungkiri, gangguan seksual sering kali menjadi momok permasalahan, baik bagi pasangan muda ataupun pasangan dengan usia yang sudah matang. Baik dari sisi wanita ataupun dari pihak pria. Gangguan seksual disebabkan oleh banyak hal, terutama keadaan psikologis seseorang.

“Permasalahan seksual diantara pasangan inilah yang melatarbelakangi Eka Hospital menghadirkan Layanan Men’s Health and Couple Clinic,” ungkap Erwin Suyanto, Head of Marketing Corporate Eka Hospital.

“Men’s Health dan Couple Clinic Eka Hospital menyediakan layanan dengan konsep one-stop services berupa layanan untuk konseling, diagnosis, dan terapi komprehensif di bidang kesehatan seksual dan reproduktif pria dan pasangannya,” jelas Erwin.

Dalam webinar dijelaskan oleh dr. Widi Atmoko, SpU (K) – Dokter Spesialis Urologi Konsultan Andrologi Urologi bahwa satu dari tiga pria mengalami gangguan seksual. Di Asia, gangguan seksual sering tidak terdiagnosis dan tidak ditangani. Prevalensi meningkat seiring pertambahan usia. Lebih 35% pria dengan gangguan seksual memiliki lebih 1 jenis gangguan seksual.

Sementara itu, dr. Fina Widia, SpU- Dokter Spesialis Urologi Konsultan Female memaparkan 36-63 % perempuan memiliki gangguan seksual. Angka tersebut meningkat sesuai dengan umur. Gangguan seksual ditemukan lebih sering pada wanita dengan obesitas, merokok, hipertensi, memiliki penyakit jantung, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.

Beberapa pemeriksaan disfungsi seksual yang dilakukan berupa: Anamnesis: keadaan medis yang dimiliki, riwayat seksual, riwayat ginekologi, riwayat terapi hormon, riwayat pengobatan, status.

Pemeriksaan fisik: pemeriksaan umum, pemeriksaan pelvis dan genital , Q-tip testing, vulvoscopy.

Pemeriksaan penunjang: tes darah untuk memastikan penyakit lain (DM, tiroid), pemeriksaan pH pada vagina, profil hormone (Estrogen, TSH, prolactin, testosterone), USG Doppler untuk memeriksa aliran darah genital.

Melalui kehadiran layanan terbaru ini, diharapkan masyarakat yang memiliki masalah gangguan seksual tidak malu atau takut untuk datang ke dokter akan keluhan disfungsi seksual tersebut. Karena disfungsi seksual memerlukan penatalaksanaan komprehensif yang tentunya akan memperbaiki kualitas hidup pasien. (Red/rlls)

Leave a Reply