BESTTANGSEL.COM- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus meningkatkan penguasaan teknologi PLTN yang dilakukan di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (11/11/2016).
Dari hasil pengembangan tersebut di antaranya berhasil mengembangkan simulator reaktor untuk PLTN, yang diresmi dioperasikan pada hari ini. Simulator adalah perangkat lunak simulasi operasi reactor, yang menggambarkan prinsip kerja reaktor nuklir untuk menghasilkan daya listrik. Simulator juga merupakan sarana utama dalam program pelatihan bagi para calon operator reaktor.
Kepala pusat teknologi keselamatan reaktor nuklir, Geni rina sunaryo mengatakan, simulator hasil pengembangan BATAN yang diberi nama SIM-BATAN PWR, berfungsi untuk mensimulasikan reaktor PLTN tipe Pressured Water Reactor (PWR), dengan kapasitas daya 1000 MWe, dilengkapi empat pembangkit uap, pompa primer dan sekunder, kondenser, turbin generator serta komponen utama lainnya.
“Tujuan pengembangan simulator adalah untuk penerapan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) reaktor nuklir, menjadi suatu perangkat lunak yang dapat dibandingkan dengan perangkat lunak standar perhitungan reaktor nuklir, sehingga hasil simulasi sangat mirip dengan hasil operasi reaktor nuklir sesungguhnya,” jelasnya.
Geni juga mengatakan, operator reaktor memegang peranan yang sangat penting dalam pengoperasian reaktor nuklir, karena terkait dengan jaminan keselamatan pengoperasian, baik terhadap para pekerja, masyarakat dan lingkungan.
Untuk dapat mengoperasikan reaktor nuklir dengan selamat, para operator reaktor nuklir harus menjalani serangkaian pelatihan sebagai persyaratan wajib untuk memperoleh izin sebagai operator reaktor.
“Simulator dapat mensimulasikan PLTN pada saat kondisi operasi dimulai (starup), transien power rise, steady state 100% power, dan shutdown. Hasil interaksi pengguna (user) dapat mengendalikan reaktor secara otomatis maupun secara manual, berupa distribusi temperatur di dalam bahan bakar (fuel), pendingin air primer bertekanan 15,5 MPa, uap air sistem sekunder menuju turbin dan seterusnya,” jelas Gani.
Jadi bagi para pengguna dapat merasakan seolah-olah mengendalikan PLTN yang sesungguhnya, bahkan dapat mencoba berbagai kondisi sampai batas parameter keselamatan terlewati, dan direspon oleh sistem proteksi reaktor dengan SCRAM, yaitu reaktor shutdown secara otomatis, untuk menghindari kondisi kecelakaan reaktor.
Disisi lain, Peneliti Simulator, M. Subekti menambahkan, Selain teknologi perhitungan reaktor nuklir (modul nuclear core), beberapa modul perhitungan termal dalam setiap komponen utama PLTN dan madul kendali modern, diterapkan dalam simulator ini.
“Kendali reaktor dalam mode otomatis, menggunakan kendali sistem pakar yang mampu mengoptimalkan sistem kendali, supaya dapat menghasilkan daya listrik sebanyak mungkin, tambah M. Subekti.
Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto juga mengungkapkan, Pemerintah sejak tahun 1985, sudah menggaungkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Rencana tersebut kemudian ditindaklanjuti, dengan melakukan studi untuk mencari lokasi sebagai calon tapak PLTN di Semenanjung Muria, wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
“Dari hasil studi yang dilakukan pada tahun 1991-1996, telah menetapkan calon tapak yang dibangun PLTN dengan mempertimbangan berbagai faktor, yaitu struktur geologi, banjir pantai, kecepatan dan arah angin, gempa, cuaca, lingkungan serta tingkat kepadatan penduduk,” ungkap kepala Batan.
Untuk memperkuat rencana tersebut, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang kebijakan Energi Nasional. Kedua peraturan tersebut menetapkan, energi nuklir akan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik bersama-bersama sumber energi lain untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat hingga tahun 2025.
“Meskipun persepsi di sebagian kalangan masyarakat selalu dinamis, namun pemerintah sampai saat ini masih mempertimbangkan untuk melanjutkan program pembangunan PLTN di masa yang akan datang”, pungkas Djarot.
Teks : Ashri
Foto : Ashri