BESTTANGSEL.COM, Tangerang Selatan- Sampah sepertinya masih menjadi persoalan serius di Kota Tangerang Selatan. Padahal jika dikelola dengan baik dan benar, sampah bisa menghasilkan uang. Untuk itu, sebagai upaya mengurangi volume sampah, serta mengolah sampah agar lebih bermanfaat, Kelurahan Lengkong Gudang Timur (Leguti) menggelar pelatihan pengolahan sampah bagi warga Leguti, Kamis (9/7/2020). Hadir dalam pelatihan tersebut Lurah Leguti, Haryadi Mahali, Ketua RW 05, juga Ketua RT 01 dan 02 Komplek Astek.

Warga tampak antusias mengikuti pelatihan pengolahan sampah, yang dilaksanakan di lapangan olahraga RW 05 komplek Astek. Dalam kesempatan itu, warga diajarkan cara memilah sampah dengan benar. Kepada warga juga diajarkan bagaimana mengolah sampah organik atau sampah yang berasal dari dapur dan kebun menjadi pupuk, melalui proses komposter.

Warga diajarkan bagaimana memilah dan membuat kompos dari sampah dapur.

Tidak hanya mendapatkan ilmu, tentang cara pengolahan sampah yang baik, warga yang ikut pelatihan juga diberikan tong komposter, serta cairan pembuat kompos.

“Warga semua kita fasilitasi dengan Tong Komposter dan cairan pembuat kompos, kami berharap warga bisa segera mempraktekannya di rumah sepulang dari pelatihan ini,” ujar Sumyadi, Kasi Ekonomi Pembangunan Kelurahan Leguti Tangsel.

Menurut Sumyadi, pelatihan pengolahan sampah ini harusnya sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu, tetapi karena adanya wabah Corona maka jadwalnya pun berubah. “Harusnya di Maret 2020, tetapi tertunda. Hingga keduluan longsornya gunung sampah di Cipeucang.”

Warga, peserta latihan diberikan fasilitas tong komposter dan cairan pembuat kompos secara cuma-cuma oleh Kelurahan Leguti.

“Tetapi kita ambil positifnya, bagaimana akhirnya warga tahu bahwa masalah sampah harus segera diatasi dari rumah masing-masing, jika tidak ingin kejadian Cipeucang terulang, bagaimana warga merasakan bau yang amat sangat mengganggu,” imbuh Sumyadi.

Sumyadi juga mengatakan bahwa selain bisa mengurangi pencemaran lingkungan, pengolahan sampah nonorganik seperti botol plastik, bekas kemasan makanan dan lain sebagainya, jika diolah dengan benar maka bisa menghasilkan uang.

Mahasiswa/i Unair mengajak warga membiasakan diri untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di fase New Normal.

“Bisa dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan yang dapat dijual, seperti tikar, topi, dan lain sebagainya. Barang kerajinan ini tentunya bisa dijual sehingga dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat,” ungkap Sumyadi.

Dia juga berharap, RW 05 sebagai pilot project pengolahan sampah di Leguti bisa berjalan dengan baik. “Saat ini kami sedang merencanakan untuk membuat bank sampah, semoga bisa segera terwujud sehingga Tangsel bisa bebas dari persoalan sampah,” pungkas Sumyadi.

Sebelum berakhir, warga RW 05 Komplek Astek juga berkesempatan mendengarkan presentasi tentang tata cara membangun kebiasaan di fase New Normal dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya (Unair) yang sedang melakukan KKN di Kelurahan Leguti. (Ast)

Leave a Reply