BESTTANGSEL.COM- JAKARTA – Dewan Riset Nasional (DRN) terus berupaya mendorong inovasi berbasis kekayaan hayati ini sebagai unggulan riset dan inovasi Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas kedua di dunia.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua DRN Bambang Setiadi di sela Seminar Nasional Pembangunan Berbasis Inovasi di Era Industri 4.0 di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

“Pembangunan ekonomi jangka panjang sekarang ini didukung oleh sumber daya ilmu pengetahuan dan inovasi, dan strategi ekonomi di bangsa ini ke depan adalah ekonomi yang digerakkan inovasi. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, inovasi harus semakin digencarkan untuk masuk dalam pasar dan dunia industri,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, posisi Indonesia di Global Innovation Index sangat lemah karena berada di nomor 85, di bawah Filipina, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Sementara, di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia untuk inovasinya hanya lebih tinggi dari Kamboja.

“Pada 2030 nanti Indonesia akan dipertanyakan apa inovasi yang sudah dikembangkannya,” ucap Bambang.

Beliau juga mengatakan bahwa DRN memahami inovasi dengan mempelajari dua skema yaitu pertama, inovasi merupakan bagian dari mengayomi ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga merupakan bagian dari pembangunan berbasis ekonomi.
Kedua, inovasi adalah semua temuan dan riset yang jika gagal dipasarkan maka tidak berhak disebut sebagai inovasi.

“DRN telah banyak melakukan komersialiasi terhadap invensi Indonesia yang berbasis sumber daya alam ke luar negeri, dan akan terus mendorong lebih banyak inovasi dikomersialisasikan,” ungkapnya.

Berdasarkan Undang-undang Dasar Pasal 31 Ayat 5, ada perintah untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan itu ditujukan pada pemerintah. Sementara, dalam program nawacita Presiden Joko Widodo, tidak ada kata ilmu pengetahuan dan teknologi serta riset tapi di dalamnya ada kata daya saing, yang kemudian diterjemahkan menjadi pendidikan bermutu dan inovasi.

 

 

Asri

Leave a Reply