BESTTANGSEL.COM, Jakarta – Organ reproduksi wanita memiliki peran vital dalam menjaga tingkat kesuburan reproduksi dan kesimbangan hormon tubuh. Peran organ reproduksi ini dapat dijaga jika kaum wanita mengetahui secara menyeluruh dalam melakukan pola kebersihan organ vagina secara konsisten.

Melalui bincang sehat yang digelar Siloam Hospitals Agora, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Andrew Putranagara, Sp. OG., mengatakan bahwasanya organ reproduksi wanita dapat dibagi menjadi bagian luar dan dalam, yaitu bibir vagina (Vulva) terdiri dari labia majora, labia minora, kelenjar bartholin dan klitoris. Kemudian organ Vagina dan bagian dalam yang terdapat pada leher rahim (Serviks), Rahim, Tuba falopi dan indung telur ( Ovarium).

“Seluruh bagian luar dan dalam dari organ reproduksi ini, termasuk vagina secara konsisten wajib dijaga kebersihannya dan yang juga penting semua akan berhubungan dengan sistem kerja otak”, tutur Andrew Putranagara, Kamis (07/07/2022) di Cempaka Putih, Jakarta.

Melanjutkan edukasinya, Andrew Putranagara, dokter Spesialis Kandungan yang berpraktek tetap di Siloam Hospitals Agora yang berada di wilayah Cempaka Putih Jakarta Pusat ini mengatakan, sejumlah gejala yang patut diwaspadai, apabila kesehatan organ reproduksi pada wanita ini terganggu kebersihannya.

“Banyak hal dan beragam namun sejumlah gejala umum yang dapat diwaspadai seperti perubahan warna kulit, bengkak, kemerahan dan gatal serta timbul keputihan dashyat, dan lainnya. Ini dampak jika organ reproduksi tak dijaga kebersihannya”, ungkap Andrew Putranagara.

Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita

Ada beberapa cara menjaga kesehatan reproduksi wanita yang bisa dilakukan. Berikut enam langkah tepat yang dapat dilakukan dari edukasi yang disampaikan dr. Andrew Putranagara Sp.OG., dari Siloam Hospitals Agora.

1. Menggunakan air yang mengalir
Penggunaan sabun atau pembersih vagina yang tidak sesuai dapat menyebabkan iritasi pada organ vagina. Pasalnya vagina memiliki kadar keasaman atau Ph sekitar 3,8 sampai 4,5. Sabun dan produk pembersih lainnya bisa mengganggu keseimbangan Ph wanita, dan memicu vagina menjadi kering hingga infeksi. Untuk itu, dokter Andrew menyarankan agar membersihkan vagina secara berkala dengan air mengalir dan membasuh area ini dengan melakukan dari depan ke belakang, guna mencegah bakteri dari anus berpindah ke vagina.

2. Jaga Kenyamanan Organ
Menjaga kenyamanan organ vital pada wanita, dapat dilakukan melalui penggunakan celana dalam dengan bahan katun yang sesuai. Saat siklus haid, mengganti pembalut setiap empat jam merupakan hal yang mutlak.

3. Konsumsi Makanan Sehat
Pola makan sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Pola makan tidak sehat dan tidak tepat dapat mengganggu kesuburan. Untuk itu, wanita disarankan untuk menjaga pola makan sehat bergizi lengkap dan seimbang setidap hari. Dalam edukasinya, dr. Andrew Putranagara Sp.OG., mengingatkan agar menghindari konsumsi makanan berkadar gula berlebihan, makanan olahan, makanan cepat saji, atau segala jenis makanan beku.

4. Hindari Tembakau dan Alkohol
Studi menunjukkan, kandungan tembakau pada rokok, termasuk wanita yang merokok dan kerap terpapar asap rokok berisiko tinggi terkena kanker hingga mengalami masalah pada kesuburan (reproduksi). Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan memicu dan memengaruhi kesehatan reproduksi sampai masalah jantung dan pembuluh darah. “Hindari keduanya sejak dini karena tembakau pada rokok dan alkohol dapat menyebabkan candu dan berdampak pada kesehatan reproduksi”, tegas Andrew Putranagara.

5. Hindari Seks Bebas
Seks bebas (berganti pasangan) sangat beresiko tertular infeksi penyakit kelamin, termasuk penyakit HIV/AIDS, klamidia dan gonore. Sejumlah penyakit ini bisa menyerang organ reproduksi wanita sampai mengganggu kesuburan. Infeksi menular seksual dapat dicegah dengan praktik seks yang aman pun melakukan vaksinasi.

6. Kelola Stress dan Istirahat Cukup
Stress berkelanjutan akibat tekanan pekerjaan maupun rasa tidak nyaman turut berdampak pada kadar hormon wanita. Studi dalam penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki kadar alfa amilase tinggi (hormon stres yang berhubungan dengan sistem saraf simpatik) memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk hamil (28% lebih rendah) dan memiliki risiko kemandulan 2 kali lebih tinggi. Kadar hormon stres yang sangat tinggi juga dapat mengganggu proses ovulasi seorang wanita. Stress dapat dikelola dengan melakukan olahraga secara teratur. (Red/rlls)

Leave a Reply