Dosen program studi Sistem Informasi UMN, Wira Munggana, saat menjelaskan tentang program big data analisis.
BESTTANGSEL.COM, Jakarta – Seiring dengan makin pentingnya peranan data yang besar dalam berbagai aspek, kebutuhan akan SDM yang handal untuk menganalisis data pun semakin meningkat. Sayangnya, meski permintaan tinggi, Indonesia dinilai masih kekurangan tenaga data scientist. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Andrey Andoko, saat menggelar Halal Bihalal UMN bersama rekan-rekan media di Jakarta, pada Jumat, (13/07/18).
“Ada yang menyatakan bahwa data is the new oil. Data menjadi sebuah harta karun yang nilainya luar biasa, karena dapat diolah dan didapatkan berbagai macam informasi yang sangat berguna untuk mendukung bisnis,” ujar Andrey.
Menurutnya, banyak perusahaan mencari ahli yang dapat mengolah data. Karena kebutuhannya besar, sementara institusi-institusi pendidikan yang menghasilkan tenaga ini masih langka, sehingga ada gap antara kebutuhan dan ketersediaan SDM.”
Melihat adanya gap tersebut, UMN melakukan beberapa terobosan, salah satunya dengan membuka peminatan big data analytics.
“Akan kebutuhan tersebut, UMN menyikapinya dengan membuka peminatan big data analytics di program studi informasi. Diharapkan lulusannya dapat terjun sebagai seorang data scientist dan bisa berkontribusi bagi perusahaan tempatnya bekerja,” lanjut Andrey.
Pada kesempatan yang sama, Dosen program studi Sistem Informasi UMN, Wira Munggana mengatakan, bahwa kurikulum UMN sudah dirancang untuk dapat mencetak lulusan-lulusan yang memiliki kompetensi di bidang analisis big data.
“Kami sudah merancang kurikulum yang komprehensif, mulai dari penyiapan dan pembersihan data, pembangunan data warehouse, sampai dengan analisis dan visualisasi data untuk menjawab tantangan di dunia bisnis. Bahkan secara khusus, kami membuka peminatan di bidang Big Data Analytics,” kata Wira.
Tak hanya menyiapkan kurikulum, UMN juga telah menyediakan Lab Big Data untuk melakukan pengujian modul-modul Lab mata kuliah terkait analisis data, riset mahasiswa dan dosen dalam bidang analisis data.
Di Lab Big Data terdapat PC dan iMac dengan spesifikasi tinggi, server untuk melakukan pengolahan data yang berukuran besar dan layar-layar LED besar untuk menampilkan visualisasi (dashboard) data.
Selain itu, program studi Sistem Informasi UMN juga melakukan link and match dengan dunia industri.
“Kami mendatangkan praktisi-praktisi analisis data sebagai pengajar dan konsultan kurikulum, serta melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan institusi internasional di bidang data science yaitu Cloudera,” lanjut Wira.
DQLab UMN
Terobosan lain yang dilakukan oleh UMN adalah melalui tech incubator-nya, Skystar Ventures yang membuat program belajar Big Data bernama DQLab. Program ini merupakan inisiasi Skystar Ventures dengan PHI Integrations sebagai salah satu konsultan big data yang berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam melakukan pemodelan dan pengolahan data.
Program Manager Skystar Ventures UMN Yovita Surianto menjelaskan bahwa program DQLab dibuat secara paraktikal dannaplikatif yang memang dekat dengan industri. Program ini berlangsung selama 6 bulan dan berbasis project secara online dengan lebih dari 300 komunitas praktisi industri dan data. Harapannya, peserta DQLab dapat memiliki jenjang karier yang cerah.
“Salah satu visi kita adalah bisa empowering data science di Indonesia. Dengan harapan, peserta yang belajar di DQLab dapat memiliki jenjang karier yang cerah baik sebagai data analyst atau data scientist, dan dapat memberikan impact ke tempat mereka bekerja atau bisnis yang mereka jalankan,” jelas Yovita.
Setelah melewati 3 kali usability testing, program DQLab yang diluncurkan 2 bulan lalu, sudah memiliki 300 peserta dari berbagai kalangan dan negara.
“Selama 2 bulan berjalan, peserta DQLab 60 persen berasal dari kalangan profesional, seperti manager IT, akuntan, auditor. Sedangkan 30 persen dari kalangan pelajar-mahasiswa dan SMA- dan 10 persen lagi dari kalangan akademisi seperti dosen. Tidak hanya di Indonesia, kita juga punya peserta yang berasal dari Saudi Arabia dan Vietnam,” tutup Yovita.
DQLab adalah program pembelajaran Data Scientist berbasis project yang dirancang oleh praktisi industri, dengan menggunakan studi kasus dan data set yang secara langsung dapat diterapkan untuk kebutuhan industri. Di sini para peserta akan diajarkan kompetensi 3 bidang fundamental yaitu statistika, bahasa pemprograman dan konteks bisnis variatif. Program DQLab dapat diikuti oleh semua kalangan dengan sistem membership selama 6 bulan.
Asri
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.