BESTTANGSEL.COM, Jakarta- Pelaksanaan Jakarta Sport Festival 2024 di Teater dan GOR Bulungan Jakarta tinggal menghitung hari. Perhelatan sport yang akan digelar selama dua hari pada 16 hingga 17 November 2024 ini bakal menjadi ajang Pesta Olahraga Masyarakat di tengah hiruk-pikuk perhelatan Pemilihan Kepala Daerah serentak di seluruh Indonesia.

Jakarta Sport Festival 2024 bisa jadi alat pemersatu masyarakat pencinta olahraga di tengah panasnya suhu politik menjelang Pilkada. Hal itu disampaikan tokoh nasional Adil Hakim, penggagas sekaligus fasilitator pelaksanaan Jakarta Sport Festival 2024 saat menyampaikan keterangan persnya kepada awak media di Jakarta, pada Selasa (12/11/2024).

Adil Hakim juga menjelaskan, pelaksanaan Jakarta Sport Festival 2024 ini merupakan bagian dari upaya beberapa pengurus Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) menjelang pelaksanaan Musyawarah Nasional KORMI tahun 2024. Ia juga menyatakan siap mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KORMI pada Munas akhir tahun ini.

“Jakarta Sport Festival merupakan Pesta Olahraga Masyarakat yang akan menjadi program kerja KORMI jika saya dipercaya menjadi Ketua Umum KORMI Nasional. Ini akan sejalan dengan program Pemerintah di bawah pak Prabowo Subianto untuk menciptakan generasi penerus yang sehat dan bergizi,” kata Adil.

Menurut pengusaha sukses lulusan S1 Florida Institute of Technology dan S2 NUS LKY School of Public Policy ini, Jakarta Sportf Festival adalah salah satu upaya yang dilakukannya untuk pengembangan industri olahraga dan sport tourism agar KORMI bisa menjadi fasilitator bagi induk-induk olahraga (Inorga) untuk berinovasi memajukan industri olahraga di Indonesia.

“Sampai saat ini, Jakarta Sport Festival melibatkan puluhan Induk Olahraga dari tiga komisi dan Kormi Daerah. Inorga punya kesempatan untuk lebih mengenalkan olahraga masing-masing kepada masyarakat,” ungkap Adil yang merupakan anak dari Datuk Hakim Thantawi sang tokoh pendiri sekaligus merupakan Ketua Umum Kormi 2000-2004. Saat itu Kormi masih Bernama Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI).

Jakarta Sport Festival bakal mengikutsertakan sembilan Inorga, yaitu Balance Bike, Senam Taichi, Silat Tradisional, Street Soccer, Skateboard, Senam Kebugaran, Line Dance, Cheerleading, dan Binaraga Fisik. Untuk menjadikan KORMI makin memiliki jangkauan luas dan strategis, Adil menawarkan konsep strategi dan rencana menarik. Salah asatu strategi yang sudah aktif dijalankannya yakni menggelar acara kegiatan olahraga Minggu Bugar.

Seluruh Inorga akan diberi akses dan kemudahan untuk mengajak masyarakat berolahraga. Bekerja sama dengan KORMI Nasional Bidang PROMES, Adil Hakim menggandeng Datuk Hakim Foundation telah aktif menggelar Minggu Bugar secara rutin dua kali dalam sebulan. Adil mengatakan, pihaknya akan aktif melakukan sosialisasi dan edukasi untuk memperluas jangkauan KORMI dan melaksanakan tiga program unggulan yang membutuhkan penguatan organisasi dan transparansi.

“Pertama, kampanye nasional untuk mendorong masyarakat berolahraga. Kedua, kegiatan bugar bersama. Ini akan jadi sarana menarik Induk Olahraga (Inorga) agar bergabung dengan KORMI. Ketiga, program desa. Dengan cara mengembangkan olahraga masyarakat di pedesaan melalui dana desa,” terangnya.

Sementara itu, sejumlah pimpinan Inorga berharap Olahraga masyarakat dikemas dalam kebijakan pembudayaan olahraga dan menyasar 95% penduduk.

High performance dikemas dalam kebijakan olahraga prestasi yang menyasar 5% penduduk. Keduanya harus ditempatkan dalam kerangka kebijakan sesuai dengan proporsinya, tanpa menegasikan satu dan yang lain.

Karena Dari total anggaran Kemenpora RI sebesar 2,6 triliun, hanya 9,8% atau sekitar 216,8 miliar yang dialokasikan untuk olahraga masyarakat.

Jika diasumsikan bahwa sasaran olahraga masyarakat adalah 95% dari total populasi Indonesia (270 juta), maka alokasi anggaran per orang untuk olahraga masyarakat hanya sebesar Rp806.

Apabila didalami lebih lanjut, alokasi anggaran yang benar-benar digunakan untuk pembudayaan olahraga masyarakat hanya sekitar 80 miliar.

Jika dibagi dengan sasaran olahraga masyarakat, maka alokasi anggaran per orang menjadi semakin kecil, yaitu hanya Rp312. Jumlah anggaran yang sangat kecil ini tentu sulit untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat agar lebih aktif berolahraga. (red/*)

Leave a Reply