BESTTANGSEL.COM, JAKARTA – Hematuria merupakan istilah medis pada penyakit kencing berdarah. Sebagian besar penyebab keluhan ini patut diwaspadai, seperti kanker saluran kemih atau batu saluran kemih. Warna urin akan berubah menjadi kemerahan atau coklat tua, dan dapat disertai gumpalan gumpalan darah.

Dokter Spesialis Urologi dari Siloam Hospitals Asri, dr. Agus Rizal A H Hamid Sp.U(K), PhD., melalui bincang sehat mengatakan, penanganan Hematuria atau penyakit kencing berdarah dilakukan secara spesifik terhadap penyebabnya.

Adapun pada penanganan penunjang melalui layanan USG dan CT scan, Siloam Hospitals Asri saat ini mengembangkan layanan Sistoskopi fleksibel, yaitu sistokop, alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya, kamera akan ‘masuk’ dan mengambil gambar saluran uretra dan kandung kemih pasien untuk ditampilkan di layar monitor. Layanan ini dapat dilakukan di poliklinik dengan persiapan yang minimal.

Penanganan Hematuria
Penanganan kencing berdarah dilakukan secara detail dan berkelanjutan agar mendapatkan tatalaksana yang optimal dan hasil yang terbaik. Dikatakan Agus Rizal A H Hamid, penanganan hematuria akan disesuaikan dengan penyebabnya.

“Kami atau para Dokter akan melakukan wawancara kepada pasien sebagai identifikasi keluhan lalu pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang laboratorium kemudian USG atau CT scan. Untuk kasus kasus tertentu evaluasi Hematuria juga dilakukan melalui teknologi Sistoskopi fleksibel yang dimiliki Siloam Hospitals Asri”. Alat ini masih cukup jarang ada di Indonesia sedangkan kelebihan alat ini sangat banyak buat pasien yang memiliki keluhan BAK berdarah , tutur Agus Rizal, Selasa (28/02) di Jakarta.

Menurut Agus Rizal, yang juga merupakan Konsultan Urologi Onkologi ini, secara umum kencing berdarah (hematuria) terbagi menjadi dua kondisi yang warna darah terlihat kasat mata dan tidak terlihat atau microscopic. Melanjutkan edukasinya, teknologi Fleksible Sistoskopi ini berperan sebagai alat bantu menilai penyebab hematuria yang kasat mata.

“Alat ini berupa sistokop, alat berbentuk selang kecil yang ujungnya dapat bergerak secara fleksibel dan dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya. Kamera akan ‘masuk’ dan menilai kondisi saluran uretra dan kandung kemih pasien dan dapat ditampilkan di layar monitor. Sistokopi fleksibel ini, akan diawali aseptik dan antiseptik serta dibetikan gel pelumas dan analgetik lokal. Pahami, tindakan ini dapat melihat kelainan secara langsung melalui monitor. Tindakan ini dapat dikerjakan di poliklinik dan persiapan yang tidak terlalu rumit.,”ungkap Agus Rizal kepada puluhan peserta yang mengikuti edukasinya.

Penanganan hematuria akan dilanjutkan sesuai diagnosis didapatkan. Secara harfiah, jika hasil diagnosis disebabkan oleh adanya batu ginjal, maka batu ginjal akan dipecahkan, atau disebabkan tumor maka dilakukan operasi pengangkatan tumor.

“Hanya saja penangan secara rinci akan berbeda dan mengikuti kondisi pasien dan diagnosis yang ditemukan”, imbuh Agus Rizal.

Upaya pencegahan hematuria disesuaikan dengan penyebabnya. Kalau batu saluran kemih, perlu minum air yang cukup setiap hari dan pola hidup sehat. Kalau kanker saluran kemih, hindari asap rokok dan makanan yang tidak sehat seperti pewarna buatan pada makanan. (RED/*)

Leave a Reply