BESTTANGSEL.COM, TANGSEL- Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Hanaichi resmi diluncurkan, hari ini, Selasa, (28/10) di Aula Yayasan Tebar Iman (YTI), Ciputat, Tangerang Selatan. Lembaga ini hadir dengan misi menyiapkan generasi muda Indonesia yang berdaya saing global melalui pelatihan bahasa, budaya, dan etika kerja di dunia internasional seperti Korea dan Jepang.

Peluncuran ini dihadiri oleh para mitra strategis, antara lain YTI dan Institut Fundraising Indonesia (IFI), sebagai wujud kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan doa, serta sambutan dari Ketua Yayasan Tebar Iman, Insan Prakoso. Insan menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan, sosial, dan ketenagakerjaan dalam menciptakan SDM unggul.

“LPK Hanaichi merupakan langkah nyata dalam mempersiapkan SDM unggul dan berdaya saing. Dunia kerja internasional membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berintegritas, dan Hanaichi hadir menjawab tantangan itu,” ujar Insan Prakoso.

Direktur sekaligus Founder LPK Hanaichi, Nuru, dalam sambutannya menjelaskan, Hanaichi fokus pada pemberdayaan calon tenaga kerja yang ingin berkarier di luar negeri.

“Banyak SDM kita yang ingin bekerja di negara lain, terutama di Korea dan Jepang. Setelah mendapatkan pelatihan bahasa, budaya, dan etika kerja, mereka akan siap bekerja di negeri tujuan. LPK ini hadir untuk membantu SDM Indonesia agar benar-benar siap menghadapi tantangan global,” ujar Nuru.

Momentum puncak acara ditandai dengan seremoni Grand Opening, di mana para founder Ian Saputra, Ibu Nuru, dan Sri Sugiyanti menekan tombol simbolis sebagai tanda dimulainya operasional LPK Hanaichi.

Salah satu founder, Ian Saputra, menegaskan arah besar lembaga ini yakni menjadi lembaga bahasa dan budaya yang mampu menjembatani Indonesia dengan dunia. “Dengan meningkatkan kapasitas melalui bahasa dan pelatihan berbasis budaya, SDM Indonesia akan mampu bersaing secara global,” tuturnya.

Sementara itu, Sri Sugiyanti, Direktur IFI yang juga founder Hanaichi, menyoroti tantangan ketenagakerjaan nasional.

“Kondisi Indonesia cukup meresahkan, lapangan kerja sempit, sementara SDM siap kerja sangat banyak. Ini tantangan global yang harus dijawab dengan membuka jalur-jalur baru internasional. Kami akan aktif melakukan sosialisasi melalui event roadshow dan kegiatan publik agar semakin banyak generasi muda mengetahui peluang ini,” ungkapnya.

Sebagai lembaga yang siap menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja global, LPK Hanaichi menghadirkan tiga program unggulan:

1. Program G to G (EPS-TOPIK) – Pelatihan bagi calon tenaga kerja yang ingin mengikuti skema Government to Government resmi ke Korea.

2. Program Sarjana Pelatihan Perawat Lansia dan Otomotif (Visa D-2) – Jalur pendidikan dan pelatihan bagi calon pekerja dan mahasiswa yang ingin berkarier di Jepang, khususnya di bidang perawatan lansia dan industri otomotif.

3. Kolaborasi SDM Siap Guna P to P – Skema Private to Private yang mempertemukan lembaga pelatihan dengan mitra perusahaan internasional untuk penyaluran tenaga kerja profesional.

Selain memperkuat kompetensi bahasa, Hanaichi juga memberikan pelatihan budaya kerja dan etika profesional Jepang dan Korea, agar peserta siap beradaptasi dan sukses di lingkungan kerja luar negeri.

Acara peluncuran turut diisi dengan materi dari perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan RI bertema “Peluang Kerja ke Luar Negeri” dan Fitri Meutia, S.S., M.A., Ph.D dari Universitas Nasional yang membahas “Peran Bahasa dan Budaya dalam Perkembangan SDM”.

Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah, memperkuat jejaring antara lembaga, mitra, dan peserta.

Dengan hadirnya LPK Hanaichi, Indonesia kini memiliki satu lagi lembaga pelatihan yang tidak hanya membekali keterampilan teknis, tetapi juga membangun karakter dan wawasan internasional, menjadi jembatan nyata antara SDM Indonesia dan dunia kerja global. (red/*)

Leave a Reply