BESTTANGSEL.COM, JAKARTA-Konferensi Aktivis Palestina Internasional dilaksanakan untuk pertama kalinya secara daring pada 7-8 November 2020. Adara Relief International turut menyiarkan siaran langsung acara tersebut. Dibuka oleh Sekjen The Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP), Dr. Akram Al Adloun, konferensi yang menggunakan 7 pilihan bahasa tersebut diikuti oleh puluhan ribu aktivis dari berbagai penjuru dunia, termasuk 5000 partisipan Adara.

Dalam kesempatan juga digelar serangkaian seminar dan talkshow yang membahas perkembangan persoalan Palestina dengan menghadirkan para panelis dari berbagai kalangan. Pengalaman lembaga kemanusiaan dalam berkontribusi nyata untuk bangsa Palestina juga diangkat dalam sessi galang donasi.

MenurutAkram, memupuk kesadaran mendukung Palestina merupakan salah satu dari sepuluh tujuan digelarnya konferensi ini.

Sementara itu, Ketua Adara Relief Internasional, Sri Vira Chandra mewakili Indonesia menyampaikan orasi yang ditutup dengan penanyangan video tentang sepak terjang Adara dalam menggalang dukungan di Indonesia bagi bangsa Palestina.

Sri Vira menyampaikan, “Kami para wanita Indonesia akan terus menjalankan amanah suci untuk menjaga Al Aqsa karena kami meneladani keteguhan Maryam AS dan para Maryam masa kini di Palestina, para murabithah di Al Quds dan Tepi Barat, serta wanita-wanita yang menderita akibat blokade di Gaza.”

Lebih lanjut, ia juga menyatakan, “Kami berharap dan meminta agar negara kami terus memegang janji konstitusi untuk terus menentang penjajahan Israel atas Palestina dan tidak pernah mengikuti langkah para pengkhianat.”

Persoalan Palestina adalah amanah yang diberikan Allah kepada kita semua. Bukan hanya mereka yang tinggal di Palestina saja, namun tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia. Al Quds adalah pusat keberkahan. Mereka yang kita bantu bukanlah orang biasa, namun mereka mewakili umat Islam dalam membela dan menjaga Masjidil Aqsa.

“Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam perjuangan ini. Ketika kita tidak bisa berjuang dengan fisik, setidaknya kita bisa ikut berjuang dengan harta yang kita miliki. Karena itu adalah titipan dari Allah.” jelas Syeikh Ali Yusuf, Khatib Masjidil Aqsa.

Syeikh Ali Yusuf juga mengatakan, “Kita tahu negara muslim terbesar di dunia adalah Indonesia dan telah banyak mendukung Palestina serta mengirimkan bantuan terbaik mereka.”

Upaya pembebasan Palestina akan terus dilakukan dengan berbagai cara dan strategi karena bangsa Palestina tidak akan pernah berdiam diri menghadapi penjajahan. Namun, dukungan dunia internasional, khususnya umat Islam di seluruh negeri sangat dibutuhkan.

Dr. Ahmad Raisuni, Ketua Persatuan Ulama Muslim sedunia menyatakan, “Kewajiban para pemimpin, para tokoh intelektual dan para jurnalis untuk mengingatkan persoalan Palestina kepada dunia. Mengungkapkan kebenaran tentang bangsa yang tanah airnya dirampas. Dan mengusahakan kembalinya hak mereka.”

Sementara itu, Hassan Turan (Anggota Parlemen Turki) menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bukan hal yang positif. Pemerintah Turki secara berkesinambungan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina.

“Itu menjadi prioritas kami dan juga ditegaskan oleh Presiden kami bahwa permasalahan Palestina adalah bukan hanya milik bangsa Palestina, tapi menjadi benang merah yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat,” ungkap Hasan.

Pernyataan tegas atas adanya upaya normalisasi juga disampaikan oleh Mandla Mandela. “Wilayah Al Quds tidak untuk diperjual belikan. Kita akan melanjutkan perjuangan pembebasan Al Quds sehingga warga Palestina dan umat Muslim seluruh dunia bisa menikmati keindahan Al Quds. Kepada mereka yang menyetujui normalisasi terutama para pemimpin negara Arab, saya ingin menyampaikan bahwa kalian mengkhianati warga Palestina. Darah anak-anak dan perempuan Palestina ada di tangan kalian.” tegasnya.

Adara adalah salah satu NGO yang menjadi representasi dari NGO yang dikelola perempuan, secara nyata dan kontinyu mengirimkan bantuan-bantuan materinya bagi Palestina. Pada Juni 2020 lalu, Adara juga mengikuti seminar dan workshop virtual yang mengusung tema “Palestina Kompas (Perjuangan)-ku”.

Terkait hal ini, Ustazah Rabab Awad, Direktur Umum Global Women’s Coalition for Al Quds and Palestine menyampaikan, “Kampanye ‘Palestina Kompas Perjuanganku’ membuktikan peran perempuan dan kemampuan mereka dalam bekerja dan berinisiatif. Hal itu dibuktikan dengan adanya kelompok kerja yang terdiri dari berbagai latar belakang bangsa yang memiliki kesamaan, yaitu memberikan karya terbaik mereka dalam manajemen kerja dan mengaplikasikan hasilnya untuk Palestina.”

Rangkaian acara juga diselingi dengan berbagai hiburan penyemangat dari para seniman dan nasyid-nasyid serta video-video terupdate tentang Palestina. (**)

Tentang Adara Relief International
Adara Relief International (Adara) adalah lembaga penyalur bantuan Palestina, khususnya untuk perempuan dan anak-anak Palestina yang merupakan pihak paling rentan terdampak penjajahan di wilayah tersebut. Adara didirikan pada 14 Februari 2008 atas inisiasi Alm. Ustazah Yoyoh Yusroh. Adara menghimpun dukungan Indonesia untuk Palestina melalui tiga kegiatan utama yang dilakukan sepanjang tahun, yaitu sosialisasi, edukasi, dan donasi yang digalang melalui 22 komunitas binaan yang tersebar di seluruh Indonesia, Gerakan Koin, media online dan acara-acara offline yang diselenggarakan.

Leave a Reply