BESTTANGSEL.COM, SERPONG- Tiga investor asal Negara Kamboja siap untuk menanamkan uangnya sebesar Rp200 triliun di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan sejumlah daerah di Provinsi Banten. Ketertarikan pengusaha asing itu untuk berinvestasi karena Tangsel dinilai aman akases lalulintas penghubung antar daerah cukup strategis.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Association Economy & Industry Indonesia Cambodia (AEIIC) atau Asosiasi Ekonomi dan Industri Indonesia Kamboja, Danai Sarin Salim kepada awak media saat ditemui diacara perkenalan dan peresmian AEIIC tersebut di Sahid Serpong Hotel, kemarin.
Danai mengatakan, AEIIC siap membantu para pengusaha Indonesia yang mau membuka usaha di Kamboja, mulai dari izin-izinnya hingga hal-hal lain yang dibutuhkan. Begitu juga dengan pengusaha-pengusaha dari Kamboja yang ingin berinvestasi di Indonesia. “Intinya kami siap membantu memberikan kemudahan daam prosesnya, di sini sudah ada tim-tim perwakilan dari beberapa kementerian terkait untuk membantu segala proses perizinannya,” katanya.
Danai menjelaskan alasan Tangsel yang dipilih oleh pengusaha Kamboja untuk berinvestasi karena mereka menilai daerah tersebut aman, akses tolnya banyak. “Orang-orang Tangsel ini baik-baik, sopan-sopan, tidak bikin repot investor. Alasan itulah yang Alhamdulillah, mereka memilih berinvestasi di Tangsel dan satu daerah lagi di Provinsi Banten yakni di Kabupaten Lebak,” jelasnya.
Saat ini suudah ada 780 perusahaan asal Indonesia yang siap bekerjasama dengan perusahaan asal Kamboja. Ratusa perusahaan ini siap mengekspor produk-produk asal Indonesia untuk diekspor ke Kamboja. Sementara dari Kamboja ada sekitar tiga investor yang siap menanamkan modalnya di Tangsel dengan nilai investasi sebesar Rp200 triliun. “Tiga investor itu bergerak dibidang properti dengan total nilai investasi Rp200 triliun, kalau dari Indonesia saya belum tahu berapa total nilai investasinya,” ujarnya.
Sekretaris Jendral (Sekjen) AEIIC Josep Setiawan, mengatakan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Camboja dapat mempermudah pengusaha lokal berinvestasi sekaligus membuka bisnis disana. Kerjasama ini sesuai dengan arahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
“Kerjasama antara dua negara ini diinisiasi oleh Presiden Jokowi, seperti masalah tranportasi kereta api, yang diharapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu mengekspansi ke Kamboja,” kata Josep.
Dari kerjasama dua negara ini, ada beberapa leading-leading sektor. Di antaranya terdapat juga bidang kesehatan, pertahanan, pertanian, pariwisata dan pendidikan. “Dengan adanya AEIIC, para pengusaha Indonesia bisa berkesempatan untuk berinvestasi di negara berjuluk Land of the Khmer,” imbuhnya.
Kepala Bidang Promosi Dan Investasi dua Negara AEIIC Mizz Farhadiba mengatakan pihaknya telah mengirimkan beberapa barang hasil (Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ke Negara Kamboja.
“Saya juga membawa barang-barang hasil pelaku UMKM kita untuk bisa Go Internasional. Kemarin seperti Cireng, Basreng sudah di kirim ke Kamboja,” tandasnya.
Dia mengaku bangga dengan hadirnya AEIIC di Tangsel. Namun dia menyayangkan tidak hadirnya Walikota dan ketua DPRD Tangsel di acara peresmian AEIIC ini. Mengingat AEIIC bukanlah asosiasi tingkat provinsi tapi asosiasi tingkat dunia yang menggabungkan kepentingan dua negara, baik di bidang industri, perdagangan, pariwisata dan lainnya. “Saya kebetulan berada di bidang promosi, kita bisa mempromosikan khusunya Banten dan produk-produk asal Banten ke Kamboja dan sebaliknya,” tandasnya. (Red/*)
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.