Foto :  Perwakilan IAEA, Stephen Nielen (pegang mix) saat hadir dalam Group Fellowsip Training Course (GFTC) on Plant Mutation Breeding di PAIR BATAN.

Foto : Perwakilan IAEA, Stephen Nielen (pegang mix) saat hadir dalam Group Fellowsip Training Course (GFTC) on Plant Mutation Breeding di PAIR BATAN.

BESTTANGSEL.COM – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendapat kepercayaan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sebagai Pusat Pelatihan Teknik Pemuliaan Mutasi Radiasi Tanaman di Kawasan Asia Pasifik.

Teknik mutasi radiasi yang digunakan BATAN dalam menciptakan 22 varietas unggul padi, 10 varietas kedelai, 2 varietas kacang hijau, 3 varietas sorgum, dan 1 varietas gandum, dinilai IAEA telah memenuhi standar internasional.

“IAEA memiliki perhatian besar pada pemuliaan mutasi radiasi tanaman. Oleh karena itu kami menunjuk BATAN karena memang ahli dalam bidang pemuliaan tanaman,” kata perwakilan IAEA, Stephen Nielen, di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR)-BATAN Pasar Jumat, Senin (14/11).

Stephen berharap BATAN dapat membantu IAEA memperkenalkan teknologi pemuliaan tanaman tersebut kepada negara yang kurang berkembang di kawasan regional Asia.

Kepala BATAN, DR. Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan, di Indonesia teknologi nuklir memiliki peran yang penting di bidang industri, kesehatan, dan pertanian. Di bidang pertanian, teknologi nuklir sudah diaplikasikan secara insentif untuk pemuliaan tanamanan menggunakan sinar gamma.

Teknik tersebut memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan teknik lainnya karena dapat menghasilkan perubahan sifat keturunan yang sangat beragam, tanpa memasukan unsur asing.

“Sementara ini varietas tanaman kacang tanah sedang dalam proses penilaian Tim Penilai Varietas Kementerian Pertanian,” ujarnya menambahkan.

Peneliti BATAN, Suranto mengatakan, saat  ini varietas padi dan kedelai, melalui kerjasama dengan pemerintah daerah telah ditanam di 24 propinsi di seluruh Indonesia, sebagai upaya mendukung pemerintah menuju kemandirian pangan nasional. Sedangkan varietas sorgum sudah diaplikasikan di beberapa daerah di lahan marginal dan kering.

“BATAN juga berhasil memperbaiki sifat genetik beberapa varietas padi lokal untuk memperbaiki kelemahannya seperti umur masih panjang, rentan terhadap penyakit dan daya adaptasi rendah,” ungkapnya.

Contohnya varietas Pandan Wangi dari Cianjur juga sudah berhasil diperpendek umurnya dan diperluas daya adaptasinya terhadap berbagai kondisi lahan tanpa mengubah rasa dan aromanya.

Saat ini, katanya, sedang dilakukan perbaikan terhadap varietas Mustaban dari Banten, Rojolele dari Jawa Tengah, Barak Cendana dari Bali, Beaq Sembalun dari Nusa Tenggara Barat, Siam Datu dari Kalimantan, dan Kerinci dari Musirawas.

Terkait penunjukkan itu, IAEA bersama BATAN mengadakan Group Fellowsip Training Course (GFTC) on Plant Mutation Breeding untuk negara-negara di kawasan regional Asia pada 14 Nopember – 9 Desember 2016 di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR)-BATAN.

 

 

Teks : Ashri

Foto : Ashri