BESTTANGSEL.COM, Tangerang Selatan -Mengantisipasi krisis bencana, Dinas Kesehatan mulai memfokusi pembentukan klaster kesehatan penanggulangan krisis di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Melibatkan seluruh organisasi profesi maupun OPD lintas sektoral.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel dr Tulus Muladiyono mengatakan, tim ini bertugas dari awal sampai akhir ketika terjadi krisis bencana di Kota Tangsel.

Baik itu dalam konteks mengancam kehidupan atau mencegahnya. Dikatakan dr Tulus, tim ini sebelumnya sudah ada di tiap Puskemas. Namun, bulan September jangkauanya akan diperluas ke seluruh kecamatan.

“Tim ini baru terbentuk di Puskesmas, tapi kita akan memperlebar lagi jangkauannya. Karena seluruh organik profesi terlibat. Itu yang akan kita bentuk timnya di tujuh kecamatan ini. Ada Camat, Lurah, Puskesmas, OPD terkait, tokoh masyarakat, warga juga kader-kader kesehatan,” ungkap dr Tulus.

Organisasi profesi yang dimaksud, ada dari TNI, Polri, Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas maupun OPD-OPD terkait. “Semua pihak ini diharapkan bisa bahu-membahu, dalam hal program penanggulangan krisis kesehatan yang akan dilaksanakan nantinya,” jelas dr Tulus.

Tim klaster kesehatan di Tujuh kecamatan ini, kata dr Tulus, untuk mengantisipasi kesiapan dari semua, baik warga maupun stakeholder maupun dari pemerintah untuk menghadapi bencana.

“Itu ada bencana alam maupun non alam maupun bencana sosial,” tambah dia dalam acara pertemuan lintas sektoral penanggulangan krisis, di Gedung 3 Balai Kota Tangsel, Ciputat pada Rabu, 21 Agustus 2019.

Dijelaskan dr Tulus, persiapan menghadapi krisis kesehatan mesti dilakukan. Artinya, misalkan besok musim hujan, pasti ada banjir. Antisipasinya, sudah ada tim yang langsung bergerak dalam hal mitigasi wilayah mana yang banjir dan mana yang tidak nantinya.

“Nah itu kan akan menghitung kebutuhan. Kayak misalkan ada balita yang memerlukan susu, pampers dan segala macam. Nah, kita bisa mengalokasikan dalam konteks di krisis ini melalui tugas dari tim klaster tadi,” tandasnya.

Terkait bencana, satu sisi ada penanganan di lokasi evakuasi, dan sisi lain lingkungan tetap harus dibersihkan juga setelah terjadinya bencana misalnya.

“Artinya ada tahapan disaat evakuasi, rehabilitasi maupun mitigasinya. Tim ini bertugas dari awal sampai akhir. Dalam konteks mengancam kehidupan atau mencegahnya,” tutupnya.

Sementara, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan bahwa saat ini BMKG masih belum bisa memprediksi kapan musim kemarau selesai dan musim hujan akan turun.

“Oleh karena itu saya minta kepada jajaran Pemkot Tangsel, tolong diinformasikan dan lakukan tindakan prepentif, juga penghijauan,” ungkapnya.

Juga tak kalah pentingnya soal pemberantasan sarang nyamuk. Karena informasi dari pokjanal jumantik bahwa saat ini nyamuk aedes aegepty bersarang di sisa air penampungan dispenser.

“Saya minta di tempat lain ada sosialusasi dan penyuluhan jentik nyamuk. Inkubasi dan bertelurnya nyamik saat ini lebih cepat.
Dari mulai digigit sampai sakit cukup cepat.
Saya minta dari PKM sering melihat, setiap ada bahaya yang mendong kita pada situasi krisis bisa kita tanggulangi,” jelasnya. (HUMAS-KOMINFO).

Leave a Reply