BESTTANGSEL.COM, Tangerang – Penderita diabetes boleh saja berpuasa, tetapi harus selalu waspada. Menjaga pola makan, serta rutin melakukan pemeriksaan gula darah, wajib dilakukan. Dengan berpuasa secara teratur, gula darah di dalam tubuh pun dapat terkontrol.
Menurut dokter diabetologist dan endocrinologist, Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, dr Johanes Purwoto, Sp.PD-KEMD, teraturnya pola makan dan pola hidup di bulan Ramadan, dapat menjadi ajang latihan kedisiplinan bagi diabetisi. Namun demikian, bagi orang yang sudah terkena diabetes, baiknya menjaga betul kesehatan di bulan suci ini agar kesehatannya tetap terjaga. Namun bila tidak, hal ini justru membahayakan si penderita sendiri.
“Jika ingin berpuasa, para penderita diabetes sebaiknya melakukan pengecekan gula darah secara teratur. Penderita diabetes ada baiknya juga melakukan puasa di bulan sebelum Ramadan, untuk melihat kondisi apakah dirinya mampu untuk berpuasa atau tidak. Tetapi jika sudah terlanjur berpuasa, dia harus lebih sering melakukan pemeriksaan glukosa darah. Waktu periksa yang tepat adalah saat tubuh merasa lemah atau tidak enak,” tutur dr Purwoto, saat hadir dalam acara buka puasa bersama awak media dengan tema “Menyiasati Kadar Gula Darah Bagi Diabetisi Selama Puasa, Selasa 30 Mei 2017.
Ada 4 tipe penderita diabetes, yakni resiko sangat tinggi hingga memerlukan insulin, resiko tinggi sehingga harus mengkonsumsi obat, resiko sedang dan rendah (masih terkendali). “Pada prinsipnya semua boleh berpuasa, tetapi harus waspada,” ucap sang dokter menambahkan.
Gula darah yang normal adalah 70-130 mg/dL (miligram/deciliter). Kalau kurang dari 90 mg/dL di sore hari dinilai sudah harus berhati-hati, apalagi kurang dari 70 mg/dL, baiknya dibatalkan karena tubuh akan semakin drop bila dipaksakan. Ini dikarenakan tak adanya asupan makanan sehingga gula terlalu rendah.
Namun diabetas juga dianggap berbahaya bila sudah ada diambang 126-300 mg/dL. Untuk itu, dihimbau perlu disiasati kadar gula darah bagi diabetes selama puasa. Bila sudah ada tanda-kurang fokus, banyak berkeringat seperti di tangan, jantung berdebar lebih kencang, wajib memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit, karena penderita sudah drop.
“Jika drop segera batalkan puasa dengan dengan yang manis. Seperi minum sirup atau teh manis. Jika kadar gula tinggi, jangan sampai kekurangan cairan, karena bisa membuat darah kental sehingga berdampak pada jantung dan dapat mengakibatkan struk,” ungkap dr Purwoto.
Disarankan juga bagi penderita diabetes, saat berbuka puasa boleh dengan yang manis, namun jangan terlalu berlebihan karena memicu diabetas jadi resiko tinggi. Minumlah 8 gelas per hari dan diatur waktunya. Tetapi ini juga melihat ukuran tubuh dan jenis pekerjaan seseorang ada di lapangan atau di kantor saja. Hindari kopi dan teh karena menguras cairan dalam tubuh dan membuat tubuh selalu ingin buang air kecil.
“Perbanyak makan buah dan sayuran berserat tinggi, kurangi daging sapi atau kambing dan lebih baik daging ayam tanpa kulit atau ikan. Sementara untuk sumber karbohidrat, sebaiknya dianjurkan nasi merah, atau roti gandum. Hindari sumber lemak jahat seperti santan dan gorengan,” terangnya.
“Jika ingin berolahraga, penderita diabetes bisa melakukan Taraweh. Gerakan sholat sama dengan berolahraga. Obat paling murah untuk penderita diabetes adalah diet dan olahraga teratur, serta sering memeriksakan diri ke dokter,” tutup sang dokter.
Ashri
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.