BESTTANGSEL.COM, Bintaro Tangsel- Sebagai salah satu pusat kesehatan masyarakat, personal di rumah sakit yang meliputi pasien, staf rumah sakit, staf tenant dan pengunjung memiliki risiko terpapar Covid-19, padahal rumah sakit semestinya menjadi tempat untuk berobat dan mendapatkan perawatan medis bagi pasien. Mengingatkan pentingnya menjaga kenyamanan rumah sakit dari Infeksi Nosokomial atau yang dikenal sebagai “Hospital Acquired Infections” (HAIs), RS Premiere Bintaro (RSPB) berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), IKAMARS, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), RSCM, Pertamina IHC, Radio Heartline 100.6 FM dan ISS Indonesia, menggelar Giant Webinar bertema “One Year Living With Covid-19, What’s Next”, pada Minggu (14/03/2021).

Dalam webinar kali ini RS Premiere Bintaro menghadirkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagai keynote speech, juga para narasumber yang sangat kompeten yakni; Direktur Utama RSCM Dr. Lies Dina Liastuti, Sp.Jp (K) MARS, Direktur Utama PT. Pertamina Bina Medika IHC DR. dr. Fathema Djan Rachmat, sp.B, Sp.BTKV (K) MPH, Ketua IDI Banten Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.FM (K), Ketua Komite Medik RS Premier Bintaro dan Ketua Keselamatan Pasien RI Dr. Bambang Tutuko, Sp.An KIC, Commercial Director ISS Indonesia, Muhammad Sofyan dan dr. Rahmat Sentika Sp.A., yang juga bertindak sebagai moderator webinar.

Giant Webinar bertema “One Year Living With Covid-19, What’s Next”, pada Minggu (14/03/2021).

Mengawali webinar tersebut, Direktur RS Premiere Bintaro, dr. Martha M.L. Siahaan, MARS MHKes., atau yang biasa disapa dr. Martha menjelaskan bahwa, di tengah penanganan pasien Covid-19, Hospital Acquired Infections” (HAIs) ini harus mampu dikontrol dan dikendalikan oleh rumah sakit, karena akan mempengaruhi proses penyembuhan pasien.

“Mempertahankan lingkungan yang aman dan bersih sesuai dengan standar yang diisyaratkan memang membutuhka biaya yang tidak murah, namun dengan tekad dan komitmen kuat untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi pandemi, maka hal tersebut bisa dilakukan,” ujar dr. Martha.

Dia juga menjelaskan bahwa upaya yang harus dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan rumah sakit antara lain adalah menjaga sistem sirkulasi udara, memelihara kebersihan kamar dan semua peralatan yang digunakan oleh pasien selama dirawat di rumah sakit. Dengan demikian, pasien, tenaga medis, perawat dan petugas penunjang medis serta masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit dapat terlindungi.

Saat ini RS Premier Bintaro telah menerapkan standar tinggi dalam mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit. “Pelayanan ke pasien, keluarga dan masyarakat dapat tetap diberikan tanpa mengesampingka prosedur sehingga dapat hidup berdampingan dengan pandemi secara baik dan dapat mengikuti tata laksana sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan,” tutur dr. Martha.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa ada 4 pilar penting penanganan Covid-19. Pertama adalah bagaimana diagnostik terhadap pasien Covid-19 ditegakkan. “Diagnostik itu berarti tracing dan isolasi terhadap pasien. Ini sangat penting untuk melakukan identifikasi siapa saja yang terkena infeksi. Ini penting untuk menahan penyebaran kasus Covid-19,” kata Menkes.

Pilar kedua adalah terapeutik yakni bagaimana tatalaksana penanganan orang sakit. Mulai dari cara pengobatan, akses ke dokter, akses ke rumah sakit dan penanganan isolasi bagi pasien Covid-19.

Pilar ketiga adalah vaksinasi. Saat ini jumlah penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 berjumlah sekitar 5 juta orang. Setiap hari terdapat penambahan 300 ribu hingga 400 ribu orang yang divaksin.

“Kita akan tingkatkan terus menjadi 1 juta vaksin per hari. Tetapi tentu tergantung kesersediaan vaksin di lapangan,” jelas Menkes.

Sedang pilar keempat adalah meningkatkan sistem kesehatan masyarakat (public health system). Sistem kesehatan massyarakat ini termasuk juga memperkuat puskesmas seperti mengedukasi masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan sehingga bisa memberikan perubahan.

Selain 4 pilar tersebut, Menkes juga mendorong perlunya adaptasi treatment medis. Sebab selama pandemi Covid-19, tentu kontak pasien non Covid-19 dengan dokter atau dengan rumah sakit jauh berkurang. “Jadi harus ada adaptasi penanganan medis, misal dengan health talk, konsultasi medis melalui sambungan telepon dan lainnya,” kata Menkes.

Dia juga menambahkan bawah mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, saat ini sudah menjadi kebiasaan baru yang mau tidak mau harus dilakukan, agar bisa tetap sehat di tengah pandemi.

“Sejak dahulu, setiap ada kejadian pandemi, maka manusia akan beradaptasi dengan pola perilaku baru yang tujuannya agar tidak tertular oleh pandemi,” ungkap Menkes Budi.

Dia juga berharap bahwa webinar ini bisa  memberikan informasi yang komprehensif dan optimal, mengenai pelaksanaan hidup pada masa pandemi dan penatalaksanaan selanjutnya. Selain itu juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang meningkatnya pengetahuan tenaga, kesehatan dan praktisi di fasilitas pelayanan kesehatan dalam penanganan pada masa pandemi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat bagaimana mencari bantuan dalam menangani pandemi. (**)

Leave a Reply