Dengan visi dan misi membuat pesawat sampai tahu ilmunya, lalu mencoba menerbangkan pesawat tersebut membuat para anggota dari Club yang dimana mahasiswa ITI semakin bersemangat untuk terus bereksperimen membuat hasil karyanya. Seringnya berlatih dan mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh pihak luar justru membawa hasil yang baik, dan itu semua terbukti dengan adanya prestasi yang didapat dari hasil karya-karya mereka.
Sebanyak 43 anggota Club yang tergabung kedalam Aero Club ITI ini sudah menghasilkan 5 pesawat rakitan sendiri, diantaranya Ruber Power, OHLG, COMBATE, F2D dan F1H. Bahan-bahan yang di gunakan untuk membuat pesawat ini bermacam-macam yaitu ada yang terbuat dari kayu balsa, sterofome dan fiber carbon. Tidak sampai disitu, ada juga juga hasil karya yang di perjual belikan yaitu pesawat jenis OHLG yang terbuat dari kayu balsa dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari 100rb-300rb.
- Agung Gumelar selaku ketua Aero Club ITI mengatakan, untuk perawatan pesawat aeromodeling ini sangatlah mudah, cukup dengan membersihkan mesin menggunakan bensin, dan yang berbahan kayu balsa cukup di amplas.
“Sebenarnya dalam perawatan pesawat ini cukup mudah dan tidak perlu repot-repot alias simpel, yaitu dengan cara membersihkan mesin ketika selesai digunakan dengan bensin, kemudian untuk yang berbahan kayu cukup dengan cara di amplas agar terlihat bersih kembali,” ujar Agung.
Selidik diselidiki ternyata anggota di Club ini sangat terinspirasi dengan salah satu tokoh pencipta pesawat pertama kali di Indonesia yaitu Bj. Habibie dan memiliki cita-cita membuat pesawat yang berbeda serta memperkenalkan, kalau ini hasil karya mahasiswa Aero Club ITI.
Agung menambahkan dalam kegiatan sehari-hari biasanya Club ini melakukan latihan setiap hari setelah jam mata kuliah selesai pada pukul 15.00 WIB. Sekedar informasi, pesawat aero modeling bisa terbang cukup tinggi dan di kendalikan menggunakan tali baja dengan panjang 25 meter.