Seiring perkembangan teknologi kamera yang semakin canggih, membuat hampir seluruh orang di dunia berlomba-lomba menampilkan hasil Sering kali kita melihat banyaknya orang-orang mengabadikan foto-foto mereka dengan cara yang unik atau sering dibilang narsis, baik sendiri, maupun lebih dari satu orang yang dimana hanya sebatas seru-seruan. Biasanya hampir semua orang di dunia melakukan hal tersebut demi mencari kesenangan pribadi.
Selfie, ya tepat sekali, itu merupakan sebutan bagi orang yang sering bernarsis ria baik sendiri maupun berkelompok. Fenomena yang sering kita temui dilingkungan memang sudah menjadi hal biasa bahkan bisa dibilang menjadi over di semua kalangan. Tujuannya tak lain sekadar mengekspresikan diri atau ingin menginformasikan keberadaannya saat itu. Misalnya, selfie dengan background tempat liburan, selfie bareng artis idola, bersama tokoh populer, di lokasi bencana, dan lain sebagainya. Bahasa gaulnya, tiada hari tanpa foto selfi.
Padahal sebenarnya, aktivitas selfie sudah dilakukan orang sejak dulu kala ketika pertama kali ditemukannya teknologi kamera. Namun, baru menjadi tren belakangan ini. Mengambil foto diri sendiri sudah dilakukan sejak munculnya kamera boks Kodak Brownie pada tahun 1900. Metode ini biasanya dilakukan melalui cermin.
Namun Bagaimana Selfie Menurut Pandangan Islam
Beberapa orang berpendapat bahwa selfie akan menimbulkan sifat Riya atau ingin dipuji orang lain dan sifat ujub atau mengagumi diri sendiri. Rasulullah SAW dalam hadistnya melarang keras orang yang bertindak dua perilaku tersebut. Bahkan, Rasulullah menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
“Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya” (HR. Thabrani dari Anas bin Malik).
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri.” (HR. Muslim dari Abu Said al-Khudri).
Bersefie tanpa mempublikasikannya tentu tidak menimbulkan masalah. Namun jika sudah mempostingnya ke sosial media, maka dipastikan ada maksud tersembunyi dari tindakan itu. Anda pasti menginginkan like, atau sekedar komentar “Duh manisnya, wah indah pemandangannya” dan komentar lainnya yang dapat menurunkan sikap rendah hati anda.
Buktinya, selfie bisa menyebabkan penyakit depresi Facebook (Facebook despression),yakni penyakit kejiwaan yang membuat seseorang merasa diabaikan setelah menulis status atau mengunggah foto karena tidak ada “like” dan/atau “komentar” dari siapa pun. Pernahkah anda merasakannya? Jadi bagaiamana pendapatmu mengenai Selfie?
Teks/Editor : Berbagai Sumber/ Bani Ramadhan
Foto : Bani Ramadhan