BESTTANGSEL.COM, BEKASI- Disfungsi ereksi, umum dikenal dengan sebutan Impotensi merupakan ketidakmampuan laki-laki mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan bagi pasangan jika tidak segera diatasi. Melalui bincang sehat yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi media sosial, dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals Sentosa Bekasi, berbagi pengetahuan tentang disfungsi ereksi.

“Terdapat 3 kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda disfungsi ereksi, yaitu sulit ereksi, bisa ereksi tetapi tidak dapat mempertahankan, dan kurang keras untuk penetrasi. Faktor penyebab disfungsi ereksi ada dua hal, yaitu faktor psikogenik dan organik,” ujar dr. Andre, pada Kamis (16/09).

Dijelaskannya, disfungsi ereksi umumnya disebabkan oleh faktor penyakit (organik), lalu disusul oleh faktor psikologis (psikogenik). Penyakit ini dapat ditangani secara maksimal dan komprehensif, dimana pasien diharapkan berkonsultasi kepada dokter,” tutur dr. Andre.

Berikut berbagai hal yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi menurut dr. Andre Lazuardi Harahap Sp.U, : 
Timbulnya gairah seksual pria dengan ditandai terjadinya ereksi pada alat kelamin. Hal ini merupakan rangkaian proses yang tidak sederhana. Proses tersebut melibatkan kerja saraf pada  otak dan otot, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis (keinginan dan emosi). Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah,” ungkap dokter Andre melanjutkan edukasinya.

Ditambahkan dokter Andre, ragam kondisi yang menyertai disfungsi ereksi umumnya, yaitu : Faktor metabolik, pada pasien yang juga menderita penyakit jantung, hipertensi, kolesterol, ginjal, diabetes, obesitas, cedera kepala berat dan lainnya. Faktor Neurogenik, pada pasien parkinson, cedera tulang belakang, alzheimer. Faktor Hormonal, yang mempengaruhi gairah seksual atau disebut libido. Serta, faktor Psikologis, yaitu pada pasien dalam keadaan stress, kecemasan, depresi.

“Dan yang tidak boleh diabaikan adalah faktor gaya hidup, yaitu pada pasien perokok, konsumsi minuman beralkohol, pengguna narkoba hingga pasien yang mengalami  gangguan tidur,” ungkap dr. Andre.

Menurut dr. Andre, beberapa tahapan tindakan dalam mendiagnosa, tentunya diawali dengan wawancara atau konsultasi dengan pemeriksaan fisik yang juga akan dilakukan pemeriksaan. “Proses tindakan penyembuhan dilakukan melalui tes darah, USG bahkan NPT atau  Noctural Penite Tumescence,” ungkap dokter Andre pada puluhan viewer yang menyaksikan.

Dia juga menjelaskan, “Pengobatan disfungsi seksual bertujuan guna mengatasi masalah utama dan dipastikan melibatkan kerjasama beberapa ahli medis seperti : Spesialis Urologi, Endokrin, Andrologi, Saraf, dan bahkan Psikiater. Mengacu dengan hasil analisa indikasi tingkat permasalahannya, maka dengan persetujuan dokter akan diberikan dan dilaksanakan tindakan lanjutan seperti: Pemberian obat dengan resep, Psikoterapi, penanganan gangguan hormon dan faktor fisik dan anjuran penerapan pola hidup sehat pada pasien.”

“Terkait konsumsi obat obatan, akan lebih baik jika di konsultasi dengan dokter anda, terkait jumlah dosis, jenis dan efek samping. Terutama konsumsi ‘obat kuat’, “pungkas dr. Andre. (Red/*)

Leave a Reply