BESTTANGSEL.COM, JAKARTA – Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) Lukmanul Hakim mengatakan, pesan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin tentang pentingnya moderasi Islam melalui konsep Islam moderat (Islam Washatiah) menjadi solusi yang tepat untuk Indonesia.

Dalam konsep Islam moderat, menurut Lukmanul, implementasi yang dibuat selalu dalam kerangka kesantunan, tidak memaksa, tidak radikal, toleransi, dan saling mencintai. “Ini bisa semakin merekat nilai-nilai kebangsaan kita,” kata Lukmanul.

Kiai Ma’ruf menyampaikan gagasan tersebut saat dipercaya memberikan kuliah umum di S Rajaratman School of International Studies Nanyang Technologies University (RSIS NTU), Singapura.

Saat memberikan kuliah umum di RSIS NTU, di hadapan ratusan pengunjung dan tamu undangan dari sejumlah negara, Kiai Ma’ruf tak meninggalkan identitasnya. Ia tetap bersarung, kopiah, dan mengenakan selendang putih.

Selain memenuhi undangan RSIS NTU, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu juga bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana Singapura. “Ini menunjukkan beliau diterima oleh semua kalangan,” tutur Lukmanul.

Di Singapura, Kiai Ma’ruf juga menghadiri jamuan makan malam Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan. Dalam perbincangannya, Pemerintah Singapura tertarik untuk memahami lebih dalam arah pemikiran kebangsaan dan kenegaraan Kiai Ma’ruf jika terpilih menjadi wakil presiden.

Lukmanul optimistis, konsep Islam moderat yang digagas Kiai Ma’ruf bisa menyatukan seluruh umat secara nasional, termasuk menyepakati Pancasila, UUD 1945, dan akhirnya melahirkan NKRI. “Maka itu kita harus kembali menguatkan konsep Islam moderat,” imbau Lukmanul.

Pemaparan tentang Islam moderat yang disampaikan Kiai Ma’ruf di Singapura, menurut Lukmanul, juga menjadi pesan kepada internasional tentang pentingnya moderasi Islam.

Dalam Musyarawah MUI pada Agustus 2015, Islam moderat juga sudah ditetapkan sebagai paradigma pengabdian, dituangkan dalam Taujihat Surabaya.

Lukmanul menjelaskan, semangat Washatiah sebagai prinsip moderasi Islam bukanlah realitas baru. Mayoritas muslim di Indonesia, ia melanjutkan, sebagian besar menganut Islam moderat.

Dalam pidatonya, Kiai Ma’ruf mengatakan, Indonesia tidak menganut teokrasi yang berpijak pada satu agama tertentu. Kendati demikian, Indonesia bukan negara sekuler yang memisahkan agama dari negara.

Alhasil, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 itu mengingatkan, Islam moderat menjadi model ekspresi dan pemahaman yang relevan dalam bingkai kenegaraan Indonesia. “Islam moderat penting untuk kembali diteguhkan,” pungkas Lukmanul.

 

BR/RZ

Leave a Reply