BESTTANGSEL.COM, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Metrologi Dunia (World Metrology Day) yang jatuh setiap tanggal 20 Mei, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Simposium dan Workshop Metrologi dengan tema “Harmonisasi Redefinisi Sistem Internasional Satuan Ukuran dan Kurikulum Pendidikan Nasional” pada Selasa, (21/5/2019) di Auditorium Gedung BPPT II, Jakarta.

“Metrologi dipandang sebagai pondasi teknis dalam standardisasi, karena tidak ada satupun kegiatan standardisasi yang tidak menggunakan aktivitas mengukur. Metrologi, standardisasi, dan penilaian kesesuaian, merupakan tiga pilar peningkatan daya saing dan infrastruktur mutu,” demikian diungkapkan oleh Kepala BSN, Bambang Prasetya saat membuka acara Simposium dan Workshop Metrologi.

“Satuan ukuran dalam standar sangat penting agar terjadi efisiensi mulai dari produksi hingga kompatibilitas peralatan dan produk atau jasa. Dapat dibayangkan bila ukuran baut tidak standar, maka akan sulit dalam penggunaannya dalam berbagai peralatan,” imbuh Bambang.

Namun, Bambang melanjutkan, pada umumnya sesuatu yang rutin seringkali dirasakan biasa, padahal itu penting dalam hidupnya. Begitu pula dengan pentingnya metrologi dalam kehidupan kita. “Saya harap, sejak saat ini, kita semua dapat labih aware dengan pentingnya metrologi di sekitar kita, khususnya bagi para stakeholder yang bersentuhan langsung dengan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian,” tuturnya.

Hadir dalam simposium tersebut, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Mohamad Nasir dalam keynote speechnya memaparkan, pada pendidikan tinggi, selain lulusannya yang berkarakter, kompeten dan inovatif, tenaga pendidiknya juga didorong untuk memiliki daya saing melalui peningkatan jumlah publikasi ilmiah internasional. Untuk publikasi yang berkualitas dan dapat terbit di jurnal bereputasi, salah satu tantangannya adalah apakah peralatan uji dan peralatan ukur yang digunakan sudah dikalibrasi dan hasil pengukurannya valid.

“Disinilah fungsi Lembaga Metrologi Nasional dalam hal ini peran serta BSN melalui Deputi Standar Nasional Satuan Ukuran, dibutuhkan dalam upaya membantu pemerintah memastikan kesesuaian hasil pengukuran,” tegas Nasir.

Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan metrologi yang berbasis pada satuan ukuran dalam Sistem Internasional Satuan (The International of Unit –SI) memfasilitasi penggunaan peralatan produksi, pengujian, dan inspeksi.

Pada tanggal 16 November 2018 melalui Konferensi Umum Takaran dan Ukuran ke-26 yang berlangsung di Versailes, Perancis, komunitas metrologi dunia menyetujui perubahan redefinisi Sistem Internasional Satuan (SI). Perubahan definisi SI ini merupakan tonggak sejarah menuju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi untuk berbagai kepentingan di seluruh dunia.

Redefinisi ini menyempurnakan penjabaran dari semua satuan dasar yang terdiri dari sekon (s), meter (m), kilogram (kg), ampere (A), kelvin (K), mole (mol) dan candela (cd). Penyempurnaannya, mengubah definisi dari penjabaran jenis satuan secara eksplisit menjadi penjabaran jenis konstanta secara eksplisit. Contohnya, pengertian kilogram berubah secara fundamental. Penjabaran sebelumnya menjabarkan kilogram sebagai massa kilogram prototipe internasional, yang merupakan artefak dan bukan konstanta alam, sedangkan penjabaran baru menghubungkannya dengan massa ekivalen energi dari suatu foton yang diberikan frekuensinya, melalui konstanta Planck.

Perubahan ini memerlukan penyebarluasan ke berbagai pihak, khususnya dunia pendidikan karena pelajaran tentang sistem satuan internasional dan definisi satuan dasar merupakan pengetahuan dasar dalam pelajaran tentang Ilmu Pengetahuan Alam, yang sudah diperkenalkan sejak tingkat Sekolah Dasar. (*)

 

 

Leave a Reply