(Ki-Ka): Sekretaris Utama BATAN, Falconi Margono, Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, Hendig  Winarno, Pusat Teknologi Keselamatan Metrologi dan Radiasi, Abarrul Ikram, Perwakilan PT Geo Servis, Radian M. Jufri.

BESTTANGSEL.COM, Jakarta – Hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir saat ini sudah dapat dirasakan masyarakat di berbagai bidang, di antaranya pertanian, kesehatan, industri dan lingkungan. Hal ini karena selama 60 tahun Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi nuklir.

Sebagai lembaga satu-satunya yang diberi tugas melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan iptek nuklir, BATAN juga membuka layanan jasa kepada masyarakat, untuk memberi solusi di berbagai bidang. Di antaranya jasa kalibarasi, sertifikasi, analisis pemantauan radiasi, iradiasi, pengelolaan limbah radioaktif, eksplorasi bahan galian nuklir, pengujian material, konsultan profesional, uji tak merusak, pengembangan SDM nuklir, dan produk komersial di bidang kesehatan.

Di sela kegiatan temu pelanggan yang digelar Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Kamis (05/04), Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, BATAN akan terus mengupayakan hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Temu Pelanggan BATAN.

“Produk penelitian dan pengembangan BATAN sudah bisa menjawab kebutuhan masyarakat tetapi memang belum optimal. Di bidang non energi, BATAN telah menghasilkan banyak hal, tetapi mungkin pemanfaatannya belum dapat menjangkau masyarakat banyak,” tutur Djarot.

“Di bidang energi, kita sebenarnya sudah cukup matang menyiapkan program PLTN berupa studi tapak dan kelayakan dan lain-lain, tetapi belum mampu meyakinkan pemerintah untuk go nuclear,” tambahnya.

Untuk mensosialisasikan hasil penelitian dan pengembangan nuklir kepada masyarakat, BATAN pun menjalin kerja sama dengan berbagai badan usaha yang dapat membawa hasil litbang nuklir kepada masyarakat, misalnya dengan PT. Sang Hyang Seri untuk penyebarluasan benih padi, dan dengan PT. Kimia Farma untuk radiofarmaka.

“BATAN juga dengan rutin menggelar pertemuan, seminar, diseminasi hingga menerima kunjungan masyarakat dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  untuk mengenalkan hasil penelitian dan pengembangan nuklir yang telah dilakukan BATAN. Namun demikian BATAN tidak berorientasi bisnis,” ungkap Djarot.

Adapun skema pembayaran jasa layanan tersebut menggunakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditentukan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan.

“Sebagai lembaga negara, BATAN harus memberi pelayanan yang murah kepada masyarakat dan swasta yang memakai jasa kami. Namun BATAN berharap dari kerjasama-kerjasama ini BATAN bisa menghasilkan keuntungan, sehingga dapat membangun reaktor yang biaya bahan bakarnya dari uang BATAN sendiri,” pungkas Djarot.

 

Asri

Leave a Reply