BESTTANGSEL.COM, Tangerang Selatan -Menambah wawasan masyarakat dalam mewaspadai bencana alam gempa bumi, Forum Kemanusiaan Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel menggelar seminar kebencanaan di Balai Kota Tangsel, Jumat, (26/10/2018).

Lebih dari 300 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan komunitas peduli bencana di Tangerang Selatan ikut berpartisipasi dalam seminar bertema ‘Menerawang Potensi Bencana Kegempaan di Tangsel’.

Hadir dalam seminar tersebut, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan bahwa masyarakat Tangsel harus waspada terhadap prediksi teknologi yang menggambarkan adanya potensi Megathrust Magnitudo 8.7 di laut Selatan Jawa. Prediksi gempa yang dampaknya di Tangsel mencapai 6,7 modified mercalli intensity (MMI) itu, akan menyebabkan kerusakan yang cukup parah.

“Akan menyebabkan banyak rumah roboh,” ujar Triyono menambahkan.

Dia juga mengatakan bahwa gempa berpotensi terjadi dampak di Tangsel sehingga memang perlu ada sosialiasi untuk meminimalisir resiko, karena di sampingnya risiko gempa premier ada bahanya sekunder. Bahaya sekunder meliputi kepanikan keluar rumah, karena ada gempa tidak sempat mematikan kompor gas menyebabkan terjadi kebakaran. Kepanikan menerjang seperti ini yang harus disampaikan kepada masyarakat supaya tetap tenang saat ada gempa dan harus banyak berdoa.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangsel, Chaerudin menyampaikan, gempa sulit diprediksi, untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada. Berbagai kejadian di daerah harus menjadi bahan pelajaran untuk selalu siap jika sewaktu-waktu menghadapi

“Kami selalu siap karena tugas kami melakukan evakuasi dan mitigasi bencana. Bagaimana masyarakat selamat dari bencana gempa, banjir dan lain-lain salah satunya diberikan pengetahun seperti ini,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Pembina Forum Kemanusiaan Tangsel, Arif Wahyudi meminta kepada pemkot dan masyarakat Tangsel untuk memberi bantuan semaksimal mungkin kepada korban bencana alam, sebagai bentuk shadaqah, karena pemulihan pasca gempa itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.

 

 

Asri

Leave a Reply