(kiri ke kanan) : Prof. Dr. Susilo Widodo, M.Eng. (Ketua Umum Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI)), Drs. Markus Wauran (Dewan Pendiri HIMNI), Syaiful Bakhri, PhD (Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir - BRIN), Dr. Phil. Ratna D. Haryuni (Ketua Panitia Seminar ICONSTA).
BESTTANGSEL.COM, Serpong- Indonesia memiliki sejarah panjang dalam penelitian dan pengembangan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir (iptek nuklir). Selama lebih dari enam dekade, hasil pengembangan iptek nuklir telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional dan kemajuan bangsa.
Sejalan dengan tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, pemanfaatan iptek nuklir di Indonesia diarahkan untuk tujuan damai dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat secara inklusif.
Tahun 1995, para pakar, peneliti, pengembang, pemerhati, pengusaha, pengguna serta pegiat iptek nuklir lainnya yang berasal dari BATAN, BAPETEN, Kementerian/Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi, BUMN, swasta dan masyarakat umum membentuk Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI). Yakni organisasi kemasyarakatan profesional yang bersifat independen dan keilmuan yang bertujuan untuk memajukan, mengembangkan, dan membudayakan iptek nuklir dalam rangka mensukseskan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam rangka ikut mempertahankan dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM Nuklir, HIMNI menyelenggarakan ICONSTA (International Conference on Nuclear Science, Technology, and Application selama 2 (dua) hari, tanggal 13-14 November 2024, di Grand Zuri Hotel BSD Tangerang Selatan.
ICONSTA yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun merupakan rangkaian kegiatan konferensi yang dapat merepresentasikan perkembangan dan capaian iptek nuklir di Indonesia. Dalam penyelenggaraan ICONSTA 2024 tahun ini HIMNI bekerja sama dengan Organisasi Riset Tenaga Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORTN-BRIN). ORTN (semula BATAN) adalah penyelenggara pertama ICONSTA.
“ICONSTA yang ke empat ini diharapkan menjadi wahana bagi para pemangku kepentingan baik dari dalam maupun luar negeri dan pada akhirnya meningkatkan kemampuan SDM Nuklir, dalam menciptakan inovasi-inovasi unggul yang bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat pada umumnya,” tutur Ketua Umum HIMNI, Susilo Widodo, pada Rabu, (13/11).
Konferensi ini dilaksanakan secara hybrid yang melibatkan 150 orang peserta.
“Output dari kegiatan ini adalah makalah yang didaftarkan ke prosiding konferens American Institute of Physics (AIP). Hingga saat ini sudah ada 47 makalah lengkap yang siap didaftarkan ke AIP. Ruang lingkup pertemuan tahun ini adalah ilmu & teknologi nuklir, aplikasi nuklir, serta keselamatan, keamanan, dan manajemen nuklir,” ujar Susilo.
Menurut Susilo, konferensi yang mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Sains dan Teknologi Nuklir untuk Masa Depan yang Lebih Baik”, akan difokuskan pada sains, teknologi, dan aplikasi nuklir.
“Cakupan ini melingkupi bidang pembangkitan energi nuklir dan aplikasi non-energi. Pembangkitan energi nuklir mencakup semua penelitian dan pengembangan di bidang reaktor nuklir untuk pembangkitan energi termasuk teknologi untuk keselamatan nuklir, keamanan nuklir, instrumentasi nuklir, dan lainnya, sedangkan aplikasi non-energi mencakup seluruh penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, industri, pertanian, keselamatan lingkungan, dan lainnya,” papar Susilo.
“Tema dan cakupan ini sejalan dengan visi dan misi HIMNI. Visi HIMNI adalah “Sains, teknologi, dan rekayasa nuklir diterapkan karena kontribusinya yang vital, untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan melestarikan sumber daya alam kita”, dan misinya adalah “HIMNI berkontribusi untuk memajukan, membina, dan mempromosikan pengembangan dan penerapan sains dan teknologi nuklir di bidang energi, rekayasa, industri, kesehatan, pertanian, dan lingkungan untuk memberi manfaat bagi masyarakat,” imbuh Susilo.
Susilo berharap misi HIMNI yang sejalan dengan misi Presiden terpilih Prabowo Subiyanto, yakni Asta Cita untuk mewujudkan kemandirian nasional, bisa merealisasikan nuklir sebagai energi baru terbarukan di Indonesia.
“Karena itu, HIMNI sebagai organisasi ilmiah independen yang beranggotakan para profesional di bidang tenaga nuklir siap mendukung dan menyukseskan program Pemerintah yang digagas Presiden Prabowo untuk mewujudkan kemandirian di bidang energi, kemandirian pangan, dan pelayanan prima di bidang kesehatan melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis nuklir,” ungkap Susilo.
“HIMNI akan merekomendasikan tiga sektor penting dan strategis kepada Pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subiayanto, yakni sektor energi, pangan, dan kesehatan. Di sektor energi, kami merekomendasikan Pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secepatnya, guna memenuhi kebutuhan energi dan listrik,” tutup Susilo. (red/*)
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.