BESTTANGSEL.COM, SERPONG-Pandemi Covid-19 telah melahirkan kebiasaan baru di masyarakat. Tidak hanya bekerja dan belajar dari rumah, masyarakat pun kini mulai terbiasa untuk berbelanja secara daring. Tak heran, jika saat ini konsep penjualan makanan beku atau frozen food mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Frozen Food Bebek Box Mas Yogi produksi SanRah Food adalah salah satu olahan kuliner beku yang beromzet dua kali lipat di masa pandemi ini. “Alhamdulillah omzet naik pesat. Yang biasanya perbulan berkisar dari 60-70 juta, di pandemi ini menjadi 175 juta, “tutur Hajah Lina S. Rahmania, owner SanRah Food Tangerang Selatan, Kamis (6/8).

Selain Bebek Box Mas Yogi, produksi  aneka sambal Hj. Lina pun patut diacungi jempol. Sebab, tidak hanya sukses memasarkan sambal di dalam negeri, Sambal buatan Hj. Lina juga sudah bisa dibeli di Malaysia dan Singapura melalui aplikasi Shoppe. Bahkan untuk penjualan Sambal Hj. Lina di Malaysia menempati ranking teratas. “Kalau untuk penjualan di Shoppe Malaysia, kebetulan baru sambal. Sambal Hj. Lina bisa masuk ke Shoppe Malaysia dan Singapura melalui jaringan Indonesia Mall yang digagas oleh BRI,” ungkap Hj. Lina.

Tahun 2015, Hj. Lina yang karyawan sebuah Perusahaan Farmasi Nasional, nekad berhenti  dan mencoba berwirausaha. “Buka warung bebek goreng di Jalan Raya serpong, Alhamdulillah banyak yang suka, terutama sambalnya. Malah ada yang suka beli sambalnya aja, akhirnya saya buat sambal kemasan botol untuk dijual,” kenang Hj. Lina.

Memiliki background di bidang farmasi, tidak menyurutkan niat Hj. Lina untuk berwirausaha kuliner. Dengan modal resep warisan orang tua, Hj. Lina berhasil membuat banyak pemburu kuliner jatuh cinta. Meski sempat mengalami pasang surut Hj. Lina yang banyak mendapat dukungan dari Dinas Perdagangan dan Koperasi Pemkot Tangerang Selatan, hingga kini masih bisa tetap exist bahkan semakin melejit.

“Saya pikir usaha kuliner tidak akan pernah ada habisnya, karena akan selalu dicari orang. Alhamdulillah mendapat dukungan dari pemkot Tangsel terkait masalah ijin produksi, label, sertifikasi halal dan kemasan. Dukungan peralatan pun saya dapatkan dari Institut Teknologi Indonesia (ITI) Tangsel,” papar Hj. Lina.

Meski saat ini banyak usaha sejenis, namun Hj. Lina tidak pernah merasa khawatir untuk bersaing. “Untuk kuliner yang paling penting adalah soal rasa, legalitas yang baik dan kemasan yang bagus. Produk SanRah Food memiliki kualitas yang baik serta kemasan yang bagus dan praktis, sehingga disukai masyarakat,” ucap Hj. Lina.

Untuk memperluas pangsa pasar SanRah Food, Hj. Lina tidak segan untuk mengikuti kurasi dan event pameran nasional bahkan internasional. “Alhamdulillah sudah sampai ke Moscow untuk ikut pameran. Dan dalam waktu dekat ini SanRah Food akan tampil di ajang KKB (Karya Kreasi Banten) yang diadakan oleh Bank Indonesia Provinsi Banten secara virtual. SanRah Food terpilih mewakili UKM Tangerang Selatan. Sebelumnya tahun 2019 lalu kegiatan serupa diadakan secara langsung di JCC yakni KKI (Karya Kreasi Indonesia), dan SanRah Food terpilih mewakili UKM Banten di tingkat nasional,” jelas Hj. Lina.

Dengan masuknya SanRah Food sebagai salah satu peserta KKB, yang akan di gelar dalam waktu dekat ini, Hj. Lina berharap UMKM Banten, khususnya Tangsel akan semakin dikenal masyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional.  “Semoga UKM Tangsel lainnya juga bisa masuk ke berbagai event nasional dan internasional,” tutup Ibu dari 3 putra ini memberi semangat. (Asri)

Leave a Reply